TWK Bagian 5

Potong bebek angsa adalah salah satu lagu daerah yang berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur.

Perang Dunia I berlangsung pada tahun 1914 sampai tahun 1918.

PBI yang mempunyai kepanjangan Persatuan Bowling Indonesia adalah organisasi nasional untuk olehraga bowling.

Sriwijaya sebagai kerajaan maritim karena mempunyai armada laut yang kuat, sehingga Sriwijaya berhasil menguasai lautan dan memberi jaminan keamanan jalur pelayaran bagi kapal - kapal dagang yang melintas di Selat Malaka.

Tujuan diadakannya KAA adalah:

Blok Barat dipimpin oleh Negara Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Negara Uni Soviet.

Unsur what (apa) yang terdapat dalam teks tersebut adalah "naskah kuno Lampung sebagian tersimpan di luar negeri." Hal ini juga telah diungkapapkan dalam teks.

Kalimat yang tidak baku adalah Anggaran pengadaan koleksi baru benda bersejarah di museum ini hanya Rp 40 - 70 juta per tahun. Seharusnya ditulis "pertahun" (disambung).

Hari Kesaktian Pancasila diperingati pada tanggal 1 Oktober.

Lambang Garuda Pancasila:

Sila 1 : Bintang

Sila 2 : Rantai

Sila 3 : Pohon Beringin

Sila 4 : Kepala Banteng

Sila 5 : Padi dan Kapas

Jumlah bulu pada Garuda melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; 17 bulu pada masing-masing sayap, 8 bulu ekor, 19 bulu pangkal ekor (di bawah perisai, di atas ekor), dan 45 bulu leher; semuanya melambangkan 17-8-1945.

Jumlah bulu pada Garuda melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; 17 bulu pada masing-masing sayap, 8 bulu ekor, 19 bulu pangkal ekor (di bawah perisai, di atas ekor), dan 45 bulu leher; semuanya melambangkan 17-8-1945.

Jumlah bulu pada Garuda melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; 17 bulu pada masing-masing sayap, 8 bulu ekor, 19 bulu pangkal ekor (di bawah perisai, di atas ekor), dan 45 bulu leher; semuanya melambangkan 17-8-1945.

Jumlah bulu pada Garuda melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; 17 bulu pada masing-masing sayap, 8 bulu ekor, 19 bulu pangkal ekor (di bawah perisai, di atas ekor), dan 45 bulu leher; semuanya melambangkan 17-8-1945

Garis tebal pada perisai Garuda Pancasila melambangkan garis khatulistiwa.

Kepala "Burung Garuda" digambar menghadap ke kanan karena melambangkan kebaikan dan kebenaran. Lambang "Burung Garuda" diadaptasi dari kendaraan Batara Wisnu dalam pewayangan yaitu Garudeya. Dalam pergelaran wayang juga, tokoh-tokoh baik ditempatkan di sebelah kanan. Sedangkan tokoh jahat di sebelah kiri. Sehingga "Burung Garuda" menoleh ke kanan menyimbolkan bangsa Indonesia untuk selalu mengarah kepada kebaikan dan pencapaian yang lebih baik.

Warna kuning emas melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa priyagung sejati.

BPUPKI mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara.

Sidang pertama BPUPKI ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6.

Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: "Perwakilan Rakyat").

Gedung Volksraad (bahasa Indonesia : perwakilan rakyat).

Anggota Panitia Sembilan, terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.

Anggota Panitia Sembilan, terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.

BPUPKI beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

BPUPKI beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

BPUPKI beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.